Pesona Marilyn Monroe tetap terpancar kuat meskipun bintang film Hollywood itu sudah lama meninggal. Salah satu jejak terakhirnya tersimpan di Hotel Bel-Air, yang menjadi tempat terakhir ia singgahi sebelum kematiannya pada 4 Agustus 1962.

Monroe, yang dikenal sebagai simbol seks era 50-an dan 60-an, mengunjungi hotel tersebut pada suatu sore di akhir Juni 1962. Dia terlambat lima jam untuk pemotretan bersama fotografer legendaris Bert Stern. Keterlambatan bukan hal asing bagi Marilyn, tetapi kebanyakan orang, termasuk Stern, bersedia menunggu karena kehadiran Marilyn selalu memberikan dampak besar di dunia Hollywood.

Pemotretan Terakhir Marilyn Monroe

Selama 12 jam, Marilyn Monroe dan Bert Stern bekerja di berbagai lokasi di lahan seluas 12 hektare, dan melanjutkan pemotretan selama dua hari berikutnya. Hasilnya adalah 2.571 potret yang mengejutkan dan menjadi karya ikonis. Pemotretan ini dilakukan untuk majalah Vogue, yang pada akhirnya menjadi pemotretan terakhir bagi Marilyn.

Hanya enam minggu setelah pemotretan, Marilyn meninggal dunia di rumahnya di Brentwood akibat overdosis obat-obatan. Jejak terakhirnya di dunia fashion dan seni tetap hidup melalui hasil potret yang penuh pesona tersebut.

Hotel Favorit Grace Kelly dan Legenda Hollywood Lainnya

Selain Marilyn Monroe, ikon zaman keemasan Hollywood lainnya juga menjadikan Hotel Bel-Air sebagai tempat persembunyian pribadi mereka, termasuk bintang layar perak Grace Kelly. “Dia sangat menyukai hotel ini dan sering menginap di sini selama masa-masa menjadi bintang film,” ujar Christoph Moje, General Manager Hotel Bel-Air.

“Bahkan, dia tidur di sini pada malam saat ia memenangkan Academy Award untuk Aktris Terbaik pada tahun 1955 dan sering kembali setelah menjadi Putri Grace dari Monaco.” Sebagai penghormatan kepada salah satu tamu paling ikonis, Hotel Bel-Air menciptakan Grace Kelly Suite untuk menghormati kecantikan dan gaya abadinya.

Bukan hanya Grace Kelly, legenda Hollywood lainnya seperti Frank Sinatra juga sering berkunjung ke hotel ini. Sinatra bahkan kerap tampil di resepsi pernikahan yang diadakan di halaman hotel untuk memberikan serenade dadakan sebagai kejutan bagi pasangan pengantin. Elizabeth Taylor, Audrey Hepburn, dan Cary Grant menambah panjang daftar bintang Hollywood yang menjadi pengunjung tetap hotel bersejarah ini.

“Hotel Bel-Air kaya akan sejarah Hollywood, tempat para tokoh terkenal datang untuk hal lain selain untuk ‘dilihat’,” tambah Moje. Hingga hari ini, hotel ini tetap memikat nama-nama besar dari dunia hiburan, menunjukkan daya tariknya yang abadi di kalangan pembuat gaya dan bintang Hollywood modern.

Danau Kecil dan Keasrian Hotel Bel-Air

Keasrian Hotel Bel-Air menjadi daya pikat utama bagi para tamunya. Di area hotel, terdapat halaman yang menghadap ke danau yang tenang, yang menjadi rumah bagi trio angsa bernama Chloe, Athena, dan Odette. Jalan setapak yang berkelok melewati berbagai fasilitas mewah, seperti bar yang ramai, restoran alfresco, kolam renang luar ruangan — tempat relaksasi favorit Marilyn Monroe — serta spa dan pusat kebugaran.

Di bagian lain dari hotel ini, terdapat ballroom yang luas, menjadi tempat bagi pasangan kaya untuk merayakan pernikahan mereka, atau bagi merek-merek besar seperti Montblanc dan Jimmy Choo untuk mengadakan pesta. Sepanjang perjalanan di sekitar hotel, pengunjung akan melewati karya seni luar ruangan yang dipesan secara khusus, sementara satu-satunya suara yang terdengar adalah suara gembira para tamu, kicauan burung, dan desiran lembut pepohonan yang tertiup angin.

Sangat mudah untuk melupakan bahwa di balik lahan yang terawat dan tembok tinggi yang menjamin privasi, terdapat salah satu kota tersibuk di dunia. Christoph Moje, General Manager hotel, menggambarkannya sebagai “surga langka” di Los Angeles.

“Ini mewujudkan ‘LA lain’ yang jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kota, dan tidak tersentuh oleh kesibukan kehidupan di luar gerbang Bel-Air,” kata Moje.

Mempertahankan Suasana Hollywood Era 1940-an

Hotel Bel-Air dikenal karena mempertahankan pesona Hollywood era 1940-an yang unik, meskipun telah mengalami berbagai renovasi dan pembaruan. “Ini autentik dan memberikan tamu kami pengalaman yang dirancang untuk ketenangan pikiran dan momen tenang, semuanya dibalut dengan kemewahan,” ujar Christoph Moje, General Manager Hotel Bel-Air.

Los Angeles mungkin memiliki banyak hotel bintang lima, tetapi pesona Hotel Bel-Air tetap tak tertandingi. “Daya tarik Hotel Bel-Air yang didorong oleh warisan budaya tidak bisa ditiru,” tambah Moje.

Sebagai bagian dari Dorchester Collection, hotel ini menawarkan tingkat keunggulan produk dan layanan yang sesuai dengan tuntutan wisatawan mewah saat ini. Namun, hotel ini tetap mempertahankan suasana buku cerita yang telah menyambut para tamu sejak 1946, dan tetap menjadi bagian tercinta dari komunitas Bel-Air.

Dengan arsitektur bergaya kolonial Spanyol, eksterior berwarna merah muda, dan barisan pohon palem, Hotel Bel-Air memberikan pengalaman unik yang membawa tamunya kembali ke masa kemewahan dan dekadensi Hollywood di era 1940-an.

 

 

Baca juga artikel dari JenniferBlake.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan