Sean ‘Diddy’ Combs – Rapper, produser, dan pengusaha ternama Sean ‘Diddy’ Combs hadir di Pengadilan Federal Manhattan pada Kamis, 10 Oktober 2024, terkait kasus perdagangan seks yang melibatkan dirinya. Penampilan ini menjadi yang pertama kalinya Diddy muncul di hadapan publik sejak dakwaan kejahatan seksual federal dijatuhkan terhadapnya. Dalam persidangan tersebut, hakim memutuskan bahwa sidang utama untuk kasus ini akan digelar pada 5 Mei 2025.
Dengan jadwal persidangan yang sudah ditetapkan, perhatian publik kini beralih pada proses hukum yang akan dijalani Diddy dalam beberapa bulan mendatang.
Proses Ekstraksi Data dan Potensi Dakwaan Tambahan
Jaksa penuntut dalam kasus Sean ‘Diddy’ Combs menyatakan bahwa mereka membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk mengekstraksi data dari perangkat yang telah disita sebagai bagian dari penyelidikan. Data-data ini diharapkan dapat memberikan bukti tambahan yang relevan dalam kasus perdagangan seks yang melibatkan Diddy. Jaksa juga mengungkapkan bahwa tidak menutup kemungkinan adanya dakwaan tambahan setelah semua bukti diproses dan dianalisis.
Proses ini menunjukkan bahwa penyelidikan terhadap kasus Diddy masih terus berjalan dan bisa berpotensi memperburuk situasinya jika dakwaan tambahan terbukti diperlukan.
Sean ‘Diddy’ Combs Tegaskan Tidak Bersalah dalam Kasus Perdagangan Seks
Sebelumnya, Sean ‘Diddy’ Combs telah menyatakan tidak bersalah atas semua tuduhan yang diajukan terhadapnya, termasuk dakwaan serius seperti perdagangan manusia dan pemerasan. Selama persidangan, Diddy terlihat beberapa kali berdiskusi dengan tim hukumnya, menunjukkan kerja sama yang erat dengan pengacara utamanya. Diddy tampak setuju dengan pernyataan-pernyataan yang disampaikan oleh kuasa hukumnya, memperkuat posisinya untuk membantah tuduhan yang dihadapinya.
Dengan pernyataan tegasnya mengenai ketidakbersalahan, persidangan berikutnya akan menjadi momen penting bagi Diddy untuk membuktikan klaimnya di hadapan hukum.
Diddy dan Tim Hukumnya Beradaptasi di Tengah Kasus Serius
Anthony Ricco, salah satu anggota tim pembela Sean ‘Diddy’ Combs, mengungkapkan bahwa kliennya sedang beradaptasi dengan situasi sulit yang dihadapinya. “Kami ingin menghentikan segala olok-olokan di internet. Ini adalah kasus serius dengan konsekuensi yang serius,” ujar Ricco, menegaskan bahwa tim pembela berfokus untuk menghadapi proses hukum dengan sepenuh hati.
Hakim Arun Subramanian, yang baru ditugaskan menggantikan hakim sebelumnya, menetapkan bahwa jaksa penuntut harus menyerahkan semua bukti kepada tim pembela paling lambat pada 31 Desember 2024. Hingga saat ini, lebih dari 96 perangkat elektronik telah disita dalam tiga penggeledahan terpisah di bandara, serta di kediaman Diddy yang berada di Miami dan Los Angeles. Proses penyerahan bukti ini menjadi bagian penting dalam menentukan jalannya persidangan di bulan Mei 2025.
Tim Hukum Diddy Ajukan Mosi untuk Penyelidikan Dugaan Kolusi Pemerintah dan Media
Pada sidang yang sama, tim hukum Sean ‘Diddy’ Combs mengajukan mosi untuk penyelidikan terkait dugaan kolusi antara pemerintah dan media dalam upaya mendiskreditkan klien mereka. Menurut dokumen yang diperoleh Variety, tim hukum Diddy menuduh bahwa ada skenario yang disusun untuk merusak hak Diddy atas pengadilan yang adil. Salah satu bukti yang diajukan adalah kebocoran video yang diduga memperlihatkan Diddy menyerang mantan kekasihnya, Cassie Ventura, pada 2016.
Tim pembela berargumen bahwa kebocoran video tersebut sengaja dilakukan untuk mempengaruhi opini publik dan merusak reputasi Diddy sebelum pengadilan dimulai. Langkah ini dianggap sebagai upaya serius untuk mempertahankan hak-hak Diddy dalam menghadapi proses hukum yang adil dan tidak berat sebelah.
Tim Pembela Diddy Tuduh Pemerintah Terlibat dalam Kebocoran Video
Dalam dokumen resmi yang diajukan ke pengadilan, tim pembela Sean ‘Diddy’ Combs menuduh bahwa pihak pemerintah merupakan sumber yang paling mungkin bertanggung jawab atas kebocoran video yang memperlihatkan Diddy diduga menyerang mantan kekasihnya, Cassie Ventura, pada 2016. “Pihak pemerintah merupakan sumber kebocoran yang paling mungkin, mengingat waktu penyebaran video ini,” tulis tim pembela dalam dokumen tersebut.
Sebagai tindak lanjut, tim hukum Diddy meminta agar saksi-saksi yang terlibat dalam dugaan kebocoran ini didiskualifikasi dari persidangan. Bahkan, mereka mengajukan permohonan agar semua dakwaan terhadap Diddy dibatalkan jika terbukti bahwa kebocoran tersebut merupakan bagian dari upaya untuk merusak haknya atas pengadilan yang adil.
Dakwaan Terhadap Diddy: Kekerasan, Pemaksaan, dan Dugaan Pesta Seksual
Dalam dakwaan yang diajukan terhadap Sean ‘Diddy’ Combs, ia dituduh telah melakukan tindakan kekerasan dan pemaksaan terhadap perempuan selama bertahun-tahun. Salah satu tuduhan utama adalah bahwa Diddy diduga mengatur pesta seksual yang berlangsung selama beberapa hari, yang dikenal dengan sebutan ‘freak-offs’. Dalam pesta tersebut, perempuan diduga dipaksa untuk berhubungan seksual dengan pekerja seks pria, yang seluruhnya direkam. Mereka juga diberi obat-obatan seperti ketamin, yang menyebabkan beberapa dari mereka membutuhkan perawatan medis setelahnya.
Selain tuduhan kekerasan seksual, Diddy juga diduga melakukan kekerasan fisik terhadap para korban, termasuk memukul, menendang, dan menyeret perempuan. Dakwaan lain menyebutkan bahwa pada tahun 2011, Diddy dan seorang rekannya diduga menculik seseorang dengan todongan senjata serta membakar mobil korban menggunakan koktail Molotov.
Kasus ini menggambarkan tuduhan serius yang dihadapi oleh Diddy, yang jika terbukti bersalah, dapat membawa konsekuensi hukum yang berat.
Baca juga artikel dari JenniferBlake.com