Di tengah bencana, tim medis dari Provinsi Sulawesi Selatan berupaya untuk memberikan layanan kesehatan darurat di Kabupaten Aceh Tamiang. Banjir dan longsor yang melanda daerah ini menyebabkan kerusakan parah pada fasilitas kesehatan dan rumah warga, membuat kebutuhan akan bantuan medis semakin mendesak.

Koordinator Tim Medis Pemprov Sulsel untuk Bencana Sumatera, Arman Bausat, menyatakan bahwa situasi di lapangan masih sangat sulit. Lumpur tebal menyelimuti banyak rumah, membuat warga tidak dapat beraktivitas seperti biasa dan terkendala dalam mendapatkan bantuan.

“Masyarakat tidak bisa berbuat banyak karena lumpur sulit dikeluarkan,” ujar Arman dalam pernyataan resmi. Untuk mengatasi masalah ini, tenaga kesehatan dibagi menjadi dua lini tugas untuk menjangkau lebih banyak korban.

Banyak tenaga kesehatan terjun langsung ke lapangan dan mendirikan 14 posko kesehatan di seluruh kecamatan yang terdampak. Setiap posko dilengkapi dengan 5 hingga 6 tenaga medis, memastikan akses layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat yang membutuhkan.

Upaya Penanganan Kesehatan dalam Keadaan Darurat

Dalam situasi darurat, penyediaan layanan kesehatan menjadi prioritas utama. Tim medis tidak hanya memberikan pemeriksaan kesehatan, tetapi juga melakukan penyaluran obat-obatan dan kebutuhan dasar kepada warga yang terdampak di lokasi yang berbeda.

Di samping itu, 25 dokter spesialis telah ditugaskan untuk menangani kasus-kasus berat di rumah sakit setempat. Dokter-dokter ini berkolaborasi untuk memastikan bahwa pasien yang memerlukan perhatian khusus mendapatkan perawatan yang tepat dan cepat.

Namun, tantangan yang dihadapi cukup besar, karena kondisi rumah sakit masih dalam tahap pemulihan. Banyak ruang perawatan dan fasilitas pendukung lainnya masih tertutup lumpur, yang menghambat proses pelayanan medis.

Kondisi Rumah Sakit dan Perawatan Medis

RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang hanya mulai beroperasi kembali dengan Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang baru berfungsi setelah empat hari setelah banjir. Sementara itu, kamar operasi baru dapat digunakan dua hari lalu, menambah tantangan bagi tim medis yang berupaya keras penuh untuk merawat pasien.

Arman menekankan, sebagian besar ruang perawatan, ICU, laboratorium, dan fasilitas radiologi masih terendam lumpur. Salah satu pekerjaan utama adalah membersihkan ruang-ruang tersebut agar dapat digunakan kembali untuk pasien yang membutuhkan perawatan segera.

Tanpa kehilangan semangat, tenaga medis bekerja sama dengan TNI untuk membersihkan lokasi-lokasi yang terdampak. Mereka berjuang meskipun terpaksa bergelut dengan lumpur setinggi 1,5 meter.

Dampak Banjir pada Kesehatan Masyarakat

Akibat bencana ini, banyak warga mengalami cedera, bahkan beberapa di antaranya membutuhkan tindakan operasi darurat karena patah tulang. Cedera-cedera ini terutama disebabkan oleh tertimpa kayu atau material bangunan yang terbawa banjir.

Terlebih lagi, banyak pasien mengalami gangguan kesehatan lain yang memerlukan penanganan segera. Tim medis berupaya sebaik mungkin untuk memberikan perawatan di tengah keterbatasan sumber daya.

Situasi ini jelas menjadi tantangan berat bagi semua pihak terkait. Namun, semangat untuk membantu sesama tetap menjadi pendorong utama bagi para tenaga kesehatan yang berjuang di lapangan.

Iklan