loading…

Fedi Nuril tidak hanya beranjak dari zona nyamannya dengan memerankan karakter pembunuh di Qorin 2. Namun isu yang diangkat dalam film ini soal bullying atau perundungan juga menjadi perhatian Fedi secara khusus sebagai seorang ayah.

Saat ditemui awak media usai press screening Qorin 2 di Epicentrum XXI, Kuningan, Fedi mengungkap bahwa proses mendalami karakter ini membuatnya melakukan refleksi personal, terutama soal kemarahan terpendam dan bayangan terburuk sebagai orang tua.

“Saya pribadi mencari kemarahan-kemarahan terpendam dari saya pribadi yang mungkin di dunia nyata tidak bisa sembarangan dikeluarkan karena ada norma-norma yang membatasi,” ujar Fedi.

Menurutnya, film menjadi ruang aman untuk melampiaskan emosi tersebut secara terkontrol demi kebutuhan cerita dan karakter.

Fedi memiliki pandangan mendalam tentang isu bullying. Hal ini membuatnya merasa bahwa sebagai orang tua, penting untuk memahami dampak perilaku tersebut pada anak. Di dalam film ini, ia menemukan kesempatan untuk mengeksplorasi tema-tema yang relevan dengan pengalaman hidupnya.

Mendapatkan peran pembunuh dalam Qorin 2 adalah tantangan yang menarik untuk Fedi Nuril. Ia mengakui bahwa memerankan karakter yang sangat berbeda dari dirinya menjadi pengalaman yang memperkaya. Transformasi tersebut tidak hanya menguji kemampuan aktingnya, tetapi juga membuka pikiran tentang berbagai aspek kehidupan.

Memahami Dampak Negatif dari Bullying pada Anak-anak

Bullying adalah masalah serius yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik anak. Fedi percaya bahwa penting untuk menciptakan kesadaran tentang isu ini di masyarakat. Dengan menampilkan cerita yang mendalam dalam film, ia berharap penonton bisa lebih memahami dampak bullying.

Proses pembuatan film juga memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi tema-tema tersebut secara lebih dalam. Dalam diskusi, Fedi berbagi tentang bagaimana ia merasa terhubung dengan karakter yang ia perankan. Hal ini memungkinkan untuk menyampaikan pesan lebih luas kepada audiens.

Fedi menekankan bahwa pemahaman setiap orang tua sangat penting dalam menangani masalah bullying. Melalui film ini, ia ingin membuka dialog tentang bagaimana keluarga dapat berperan dalam mengatasi perundungan. Pengalaman pribadinya juga mendorongnya untuk lebih aktif dalam mendukung anak-anak yang mengalami masalah serupa.

Refleksi Pribadi dan Pengalaman Sebagai Ayah

Fedi mencermati pengalaman sebagai ayah sejak memerankan karakter ini. Ia merasakan tanggung jawab yang lebih besar dalam melindungi anak-anak dari dampak negatif di sekitar mereka. Menjaga komunikasi dan membangun kepercayaan menjadi kunci utama dalam hubungan dengan anak.

Dalam refleksinya, Fedi juga mengakui sulitnya mengenali kemarahan terpendam. Memperankan karakter dengan emosi yang dalam membuatnya lebih sadar akan perasaannya sendiri. Hal ini menjadi peluang untuk belajar tentang diri dan bagaimana menghadapi tantangan dalam hidup.

Pentingnya menciptakan ruang dialog di dalam keluarga menjadi salah satu fokus Fedi. Ia percaya bahwa sebagai orang tua, menyediakan tempat di mana anak bisa berbicara tentang ketakutan dan masalahnya adalah sangat penting. Ini adalah bentuk dukungan yang dapat membantu anak merasa lebih aman.

Peran Sinema dalam Meningkatkan Kesadaran Sosial

Film memiliki kekuatan untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran sosial. Dengan mengangkat isu penting seperti bullying, Fedi berharap film ini dapat mendorong perubahan positif dalam persepsi masyarakat. Sinema dapat menjadi alat untuk mengungkapkan kisah yang sering diabaikan.

Dengan mengeksplorasi topik yang relevan, film Qorin 2 dapat menjadi pendorong pemahaman lebih dalam tentang perundungan. Penonton di harapkan tidak hanya menyaksikan cerita, tetapi juga terinspirasi untuk mengambil tindakan. Setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi anak-anak.

Dalam penutup, Fedi Nuril mengajak semua pihak untuk sama-sama mendukung pencegahan bullying. Melalui film ini, ia berharap ada tindakan nyata yang diambil untuk melindungi anak-anak dari perundungan. Sinema bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga edukasi yang dapat membawa perubahan dalam masyarakat.

Iklan