Food Blogger – Menjadi seorang food blogger bukanlah pekerjaan yang mudah, terutama jika harus sering mencicipi berbagai makanan lezat dari tempat-tempat berbeda, apalagi saat travelling. Tantangan terbesar tentu adalah menjaga berat badan, mengingat kebiasaan mencicipi makanan bisa dengan mudah menambah angka di timbangan.
Namun, hal ini tidak menjadi hambatan bagi Adhe Tora, seorang travel dan food blogger yang berhasil menurunkan berat badan hingga 20 kg tanpa harus meninggalkan profesinya.
Bagaimana caranya? Adhe membuktikan bahwa meski harus mencicipi banyak makanan dalam pekerjaannya, pola makan yang seimbang, kedisiplinan, dan komitmen pada gaya hidup sehat tetap bisa dijalankan. Cerita sukses ini menginspirasi banyak orang, terutama mereka yang menghadapi dilema antara menikmati makanan dan menjaga kesehatan.
Mari kita bahas lebih lanjut strategi diet yang dijalani Adhe Tora, tips yang bisa diterapkan, dan bagaimana ia tetap menikmati makanan lezat sambil mencapai tujuan berat badan idealnya.
Alasan Adhe Tora Memulai Diet: Dari Penampilan hingga Kesehatan
Di usia 31 tahun, Adhe Tora memutuskan untuk menjalani diet setelah berat badannya mencapai 100 kilogram. Selain merasa ukuran tubuhnya sudah terlalu besar dan mengganggu penampilan, ia juga mengalami masalah kesehatan berupa asam urat, yang semakin memotivasinya untuk mengubah gaya hidupnya.
“Pokoknya aku kan sering bikin konten ya, videonya tuh kayak sering aku tonton atau rewatch gitu kan. Kayak ngeliat, ternyata tahun lalu November tuh badannya masih besar,” ujarnya saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (19/11/2024).
Tantangan Menjadi Food Blogger
Sebagai seorang travel and food blogger, menjalani diet bukanlah hal yang mudah. Salah satu hambatan terbesar adalah menjaga pola makan dan olahraga, terutama saat harus bepergian untuk mencicipi berbagai hidangan.
Ketika travelling, agenda padat sering membuat rutinitas olahraga sulit dilakukan, sementara mencicipi makanan adalah bagian penting dari profesinya. Namun, Adhe membuktikan bahwa komitmen terhadap kesehatan bisa berjalan seiring dengan tuntutan pekerjaannya sebagai food blogger.
Dengan tekad kuat dan strategi yang tepat, ia berhasil menurunkan berat badan tanpa harus meninggalkan kecintaannya pada makanan.
Tantangan Diet Saat Menjadi Food Blogger
Sebagai seorang food blogger, Adhe Tora menghadapi tantangan besar dalam menjaga pola makan. Ketika membuat konten makanan, ia sering makan apa saja tanpa batasan, baik dari segi jenis makanan maupun waktu.
“Kalau lagi syuting ya tetap sarapan di hotel, makan siang juga, atau makan malam, atau kulineran pinggir jalan. Jadi kalau lagi di depan kamera ya makan enggak ada waktunya, bisa kapan saja,” jelasnya.
Jadwal Padat dan Prioritas yang Tertunda
Selain pola makan yang sulit diatur, jadwal yang padat untuk membuat konten sering kali mengorbankan waktu untuk olahraga. Rasa lelah setelah syuting membuatnya menunda aktivitas fisik.
“Kadang mikir olahraga nanti saja deh, pas sudah di rumah atau lagi free time,” ungkap Adhe.
Namun, ia menyadari bahwa kebiasaan tersebut berdampak buruk. Travelling dan makan dalam jumlah besar menyebabkan kalori yang masuk jauh lebih banyak dibandingkan kalori yang terbakar. Jika dibiarkan, hal ini membuat berat badannya naik dengan cepat, dan ia merasa perlu untuk mengatasinya sebelum menjadi masalah lebih serius.
Kesadaran ini menjadi titik balik bagi Adhe untuk mulai menjalani diet dan mengatur pola hidup sehat, meskipun profesinya terus menuntutnya untuk mencicipi berbagai hidangan.
Menemukan Keseimbangan: Tetap Makan Enak dan Olahraga
Untuk menjaga penampilannya sekaligus menjalankan profesi sebagai food blogger, Adhe Tora akhirnya memutuskan untuk tetap berolahraga, bahkan saat travelling. Hal ini memungkinkan dirinya untuk mencoba berbagai hidangan tanpa rasa bersalah, karena ia memahami bahwa aktivitas fisik adalah kompensasi atas asupan kalori yang masuk.
“Aku tetap makan apa saja saat syuting, tapi setelah itu harus dikompensasi dengan olahraga,” ujarnya.
Pola Makan Lebih Teratur dengan Intermittent Fasting
Di luar jam syuting, Adhe mulai menerapkan pola makan yang lebih teratur dengan metode intermittent fasting. Pola ini membatasi waktu makan dalam rentang tertentu dan membantu mengontrol asupan kalori tanpa perlu menghilangkan makanan favoritnya.
Dengan menggabungkan kebiasaan olahraga yang konsisten dan pola makan yang disiplin, Adhe berhasil menemukan keseimbangan antara pekerjaannya sebagai food blogger dan upaya menjaga berat badan ideal. Strategi ini membuktikan bahwa menikmati makanan dan menjalani hidup sehat bukanlah hal yang saling bertentangan.
Strategi Diet Adhe Tora: Intermittent Fasting dan Komitmen Konsisten
Adhe Tora menerapkan metode intermittent fasting untuk mengatur pola makannya. Ia memulai jam makan pada pukul 1 siang hingga 8 malam, dan berpuasa dari pukul 8 malam hingga siang keesokan harinya. Selama periode puasa, hanya air putih atau minuman nol kalori yang diperbolehkan.
Hasilnya luar biasa—dalam waktu hanya 4 bulan, ia berhasil menurunkan berat badan sebanyak 20 kilogram, dari 100 kg menjadi 80-an.
Menjaga Rutinitas Sehat
Setelah mencapai berat badan ideal, Adhe terus menjaga rutinitas diet dan olahraga. Ia tetap menikmati berbagai hidangan kuliner dalam pekerjaannya, tetapi selalu mempertimbangkan cara untuk mengimbangi asupan kalori dengan aktivitas fisik.
“Kalau emang pengin makan banyak ya makan, kalau pengin makan seblak biasanya tetap makan. Tapi nanti benar-benar harus dipertanggungjawabkan, olahraganya harus lebih di-push lagi,” ungkapnya.
Dengan komitmen untuk mengatur pola makan dan olahraga secara disiplin, Adhe Tora membuktikan bahwa menjalani gaya hidup sehat tetap bisa dilakukan meski harus mencicipi banyak makanan lezat. Strateginya bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang ingin menurunkan berat badan tanpa harus meninggalkan hobi makan.
Baca juga artikel dari JenniferBlake.com