Duo Mikky Zia dan Zara Leola kembali menghadirkan sebuah karya yang menarik dengan menginterpretasikan lagu legendaris “Apanya Dong” yang ditulis oleh mendiang Titiek Puspa. Proyek ini bukan sekadar remake, tetapi membawa nuansa baru dan segar, menciptakan jembatan antara generasi terdahulu dan sekarang dalam dunia musik.
Proyek ini dihasilkan melalui kolaborasi dua label musik terkemuka, Sony Music dan Musica Studios. Kehadiran talenta muda dalam usaha ini menunjukkan semangat untuk menghadirkan kembali keindahan lagu-lagu klasik ke telinga generasi saat ini.
Bagi Zara Leola, terlibat dalam proyek ini adalah momen yang sangat berharga. Dia yang juga merupakan putri gitaris Enda Ungu mengaku bahwa kesempatan ini membuatnya bisa mengeksplorasi genre hip-hop dangdut, yang belum pernah dia coba sebelumnya.
“Saat pertama kali ditawari oleh A&R Musica, jadwal syutingku sangat padat. Tetapi aku bertekad untuk mewujudkan kerja sama ini karena kesempatan untuk menyanyikan genre hipdut adalah sesuatu yang sangat menarik,” ungkap Zara Leola dengan semangat. Proses kreatif ini tidak hanya menantang, tetapi juga memberi warna baru pada kariernya.
Zia pun merasakan hal yang sama ketika mendengar bahwa dia akan berkolaborasi dengan Zara. Kerja sama ini menjadi angin segar bagi mereka yang masih baru dalam industri musik, memberikan mereka kesempatan untuk menunjukkan kreativitas di tengah persaingan yang ketat.
“Ketika aku diberitahu bahwa akan menyanyikan lagu bersama Zara Leola, aku merasa sangat bersemangat. Proses kreatifnya juga berjalan cepat, biasanya hanya memakan waktu satu atau dua bulan, dan kami hanya membutuhkan waktu satu hari untuk rekaman,” jelas Zia dengan penuh percaya diri.
Menghadirkan Kembali Karya Legendaris dalam Nuansa Baru
Mengadaptasi sebuah lagu legendaris ke dalam bentuk yang lebih modern bukanlah tugas yang mudah. Namun, Mikky Zia dan Zara Leola berhasil melakukannya dengan baik, membuat “Apanya Dong” terasa segar dan relevan untuk pendengar masa kini.
Pemilihan genre hip-hop dangdut sebagai aransemen baru memberikan dimensi yang berbeda dari versi asli. Ini juga mencerminkan upaya untuk menggabungkan dua dunia musik yang kerap dianggap terpisah, namun memiliki basis penggemar yang cukup besar.
Proyek ini juga menjadi indikator bahwa musik klasik masih memiliki tempat di hati generasi milenial, asalkan diolah dengan cara yang tepat. Adaptasi yang baik mengedepankan elemen-elemen tradisional sembari tetap menangkap esensi dari lagu tersebut.
Pentingnya Kolaborasi dalam Industri Musik
Kolaborasi antara dua musisi dapat menciptakan sinergi yang kuat dalam dunia musik. Mikky Zia dan Zara Leola menunjukkan bagaimana dua individu mampu memanfaatkan kekuatan masing-masing untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa.
Sebuah proyek kolaborasi juga dapat memperluas audiens, menjangkau penggemar dari dua basis penggemar yang berbeda. Hal ini memungkinkan mereka untuk saling mendukung dan berkembang sebagai profesional di industri musik.
Dari sisi promosi, kerja sama seperti ini membawa keuntungan, baik bagi label maupun artis. Keterlibatan dua label besar dalam proyek ini menunjukkan pentingnya dukungan industri untuk membantu musisi muda berkembang.
Mengapa Musik Klasik Penting untuk Dikenang?
Musik klasik, seperti “Apanya Dong”, memiliki makna mendalam bagi banyak orang. Karya-karya ini bukan hanya sekadar lagu, tetapi juga bagian dari sejarah dan budaya yang perlu dilestarikan. Dengan memahami pentingnya musik ini, generasi muda dapat lebih menghargai karya-karya sebelumnya.
Adaptasi lagu-lagu klasik dalam gaya yang lebih modern memungkinkan generasi muda untuk mengenal dan memahami makna dari lagu tersebut. Ini juga memberikan mereka kesempatan untuk merasakan nostalgia yang mungkin dirasakan oleh generasi yang lebih tua.
Pentingnya musik klasik dalam pendidikan budaya juga tidak bisa diabaikan. Dengan menjelaskan cerita di balik lagu-lagu ini, kita dapat membangun koneksi antara masa lalu dan masa kini.
Kesimpulan: Satu Langkah Menuju Masa Depan Musik
Melalui proyek ini, Mikky Zia dan Zara Leola tidak hanya menghadirkan kembali “Apanya Dong”, tetapi juga menunjukkan bahwa musik adalah jembatan yang menghubungkan generasi. Kolaborasi seperti ini dapat menjadi contoh bagi musisi lain untuk terus berkarya dan menghargai karya-karya terdahulu.
Keberanian untuk mengeksplorasi genre yang berbeda dan mengadaptasi lagu-lagu klasik adalah langkah maju yang perlu mendapat dukungan. Dengan cara ini, kita tidak hanya menjaga warisan musik, tetapi juga menciptakan generasi musisi yang inovatif dan kreatif.
Saatnya bagi musisi muda untuk melanjutkan tradisi ini, menjadikan musik sebagai platform untuk berbagi cerita, budaya, dan pengalaman. Dengan begitu, nada-nada klasik akan terus hidup dan beradaptasi seiring waktu.



