Pergerakan tanah yang terjadi di Desa Tandihat, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, telah menimbulkan kekhawatiran yang mendalam bagi masyarakat. Kini, warga desa ini meminta tindakan segera untuk relokasi, mengingat kondisi tempat tinggal mereka semakin tidak aman dan nyaman.

Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, mengakui bahwa kondisi tanah yang terus bergerak membuat pemukiman di Desa Tandihat menjadi prioritas untuk direlokasi. Ia menyampaikan bahwa langkah tersebut diambil demi keselamatan warganya yang saat ini berada dalam situasi yang mengkhawatirkan.

Bobby Nasution telah memberikan dua pilihan lokasi untuk relokasi, yakni satu lokasi di Desa Tandihat dan satu lagi di Sipirok. Setelah mendengarkan aspirasi masyarakat, ia menyatakan bahwa mayoritas warga di Tandihat sudah sepakat untuk pindah demi keamanan mereka.

Pentingnya Relokasi bagi Keselamatan Warga Desa

Dalam situasi yang semakin mendesak ini, warga desa sangat berharap untuk segera mendapatkan tempat tinggal yang lebih aman. Gubernur menjelaskan bahwa lahan untuk pembangunan rumah hunian tetap (huntap) telah disiapkan di Desa Sibongbong.

Ia juga menegaskan bahwa pembangunan huntap ini akan dilakukan tanpa memungut biaya dari warga. Ini merupakan respons konkret pemerintah terhadap kekhawatiran yang dihadapi oleh masyarakat saat ini.

Sementara itu, Bobby mengungkapkan bahwa aktivitas pergerakan tanah masih berlangsung hingga saat ini, terutama saat hujan. Kejadian tersebut membuat suasana semakin mencekam bagi masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.

“Jika hujan, kami masih mendengar suara tanah yang bergerak. Ini jelas menunjukkan bahwa kondisi di sini tidak aman,” tegas Bobby Nasution.

Proses Relokasi dan Hambatan yang Dihadapi

Meskipun ada dua opsi lokasi untuk relokasi, Bobby menyatakan bahwa seluruh warga Desa Tandihat sepakat untuk pindah ke lokasi yang lebih aman. Hal ini berbeda dengan lokasi di Sipirok, yang masih memunculkan perdebatan di antara warga. Sejumlah warga mengungkapkan ketidakpastian dan kebingungan mengenai relokasi ini.

Proses diskusi mengenai opsi lokasi di Sipirok masih berlangsung, yang menunjukkan bahwa kesehatan mental dan rasa aman masyarakat tetap menjadi perhatian utama. Gubernur berjanji untuk mengajukan permohonan kepada Kementerian PUPR agar pembangunan hunter tetap diutamakan di Desa Tandihat.

Sementara itu, Bupati Tapanuli Selatan, Gus Irawan, mencatatkan bahwa ada 186 kepala keluarga yang terdampak pergerakan tanah ini. Jumlah yang signifikan ini menunjukkan betapa mendesaknya masalah yang dihadapi oleh masyarakat di kawasan ini.

“Badan Geologi sudah merekomendasikan lokasi yang layak untuk pembangunan hunian tetap,” tambahnya. Hal ini menjadi harapan baru bagi warga yang sangat membutuhkan tempat tinggal yang lebih aman.

Persiapan Pembangunan dan Pembebasan Lahan untuk Warga

Lahan yang akan digunakan untuk pembangunan rumah hunian tetap ini adalah kebun salak milik masyarakat seluas sekitar dua hektare. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menjamin akan melakukan pembebasan lahan agar penghuni desa dapat segera menempati rumah baru mereka.

Bupati menjelaskan bahwa proses pemindahan ini akan difasilitasi oleh pemerintah provinsi, dan pihaknya telah berkomitmen untuk mempercepat proses pembangunan. Dukungan dari pemerintah diharapkan dapat menenangkan kekhawatiran yang dirasakan masyarakat saat ini.

Rencana pembebasan lahan yang akan digunakan juga menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Ini merupakan langkah positif yang menunjukkan bahwa pemerintah mendengar suara rakyat dan bertindak untuk melindungi mereka.

“Kami akan memastikan bahwa pembebasan lahan untuk warga seluas dua hektare ini menjadi prioritas,” lanjut Gus Irawan, memberikan harapan baru bagi warga yang mendambakan tempat tinggal yang lebih aman.

Iklan