Sebuah kasus pembunuhan menyoroti kegelapan yang mengintai kehidupan sehari-hari. Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang, FAN, tewas dengan cara yang tragis, menarik perhatian publik dan pihak berwajib.

Dalam peristiwa ini, aparat kepolisian juga terlibat. Salah satu tersangka adalah anggota Polri berinisial AS, yang diduga terlibat dalam aksi brutal ini.

Korban FAN merupakan warga asal Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo. Jenazahnya ditemukan terdampar di aliran sungai di Jalan Raya Purwosari, mengguncang masyarakat setempat.

Penangkapan Tersangka Menjadi Tanda Tanya Besar

Tim Jatanras Polda Jatim melakukan operasi yang berujung pada penangkapan SY, tersangka kedua dalam kasus ini. Penangkapan berlangsung di Jalan Raya Keraksan, Probolinggo, pada malam hari.

Menurut pihak kepolisian, tersangka SY sempat berusaha mengelak dengan berpindah-pindah tempat. Dari Lumajang hingga Pamekasan, setiap langkahnya selalu diawasi oleh aparat.

Pembekuan SY diakhiri di Probolinggo setelah serangkaian negosiasi yang rumit dengan keluarganya yang tampaknya membantu pelarian. Di sinilah, ketegangan semakin meningkat untuk mendapatkan keadilan bagi korban.

Proses Penyidikan yang Menyita Perhatian Publik

Kombes Jules Abraham Abast dari Polda Jatim mengungkapkan, setelah penangkapan, SY dibawa ke Polda untuk pemeriksaan lebih lanjut. Penyidik ingin menggali lebih dalam konteks di balik tragedi ini.

Sebelum Kematian FAN, polisi sudah melakukan berbagai langkah penyelidikan. Olah tempat kejadian perkara dan pengumpulan barang bukti dilakukan untuk membangun gambaran utuh dari insiden ini.

Jatanras telah melakukan pemeriksaan saksi-saksi yang menemukan jenazah. Proses ini menjadi langkah penting untuk memastikan keadilan bagi korban dan mengidentifikasi alat bukti yang relevan.

Keterlibatan Anggota Polri dalam Kasus Pembunuhan

Keberadaan anggota Polri, AS, dalam kasus ini menjadi sorotan. Tersangka yang juga merupakan polisi jelas menambah kompleksitas perkara dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap institusi penegak hukum.

Pihak kepolisian menegaskan bahwa mereka tidak akan mengizinkan siapa pun menghindar dari hukum, termasuk anggotanya sendiri. Penekanan ini penting untuk memulihkan kepercayaan publik.

Penyidik masih mengejar kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat. Ini menunjukkan bahwa kasus ini bukan hanya melibatkan dua orang, tetapi mungkin ada lebih banyak aktor di balik layar.

Iklan