Lagu SNSD – Yuri, anggota girl group legendaris Girls’ Generation, menyampaikan dukungannya kepada para penggemar yang ikut serta dalam demonstrasi pemakzulan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol. Aksi tersebut menjadi sorotan setelah banyak pengunjuk rasa menggunakan lightstick Girls’ Generation dan mengumandangkan lagu ikonik “Into the New World” sebagai bagian dari aksi mereka.
Dilansir dari Star News Korea pada Rabu (12/12), Yuri mengunggah pesan di media sosialnya, mengapresiasi para penggemar yang hadir dalam demonstrasi tersebut. Melalui unggahan itu, Yuri menunjukkan empati dan dukungan, mencerminkan hubungan erat antara dirinya dan para penggemar setia Girls’ Generation.
Lagu “Into the New World” yang dipilih para demonstran memiliki makna simbolis sebagai seruan untuk perubahan, kebebasan, dan harapan, menjadikannya sangat relevan dengan konteks aksi yang tengah berlangsung.
Yuri SNSD Beri Pesan Hangat untuk Para Pendemo
Dalam unggahannya di media sosial, Yuri Girls’ Generation menyampaikan pesan penuh perhatian kepada para penggemarnya yang turun ke jalan dalam demonstrasi pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol. Ia menunjukkan kepeduliannya terhadap kondisi mereka di tengah cuaca dingin.
“Apakah kalian baik-baik saja di tengah cuaca dingin? Molar Bong sangat cantik dan keren. Hati-hati dengan cuaca dingin, dan pastikan untuk mengenakan pakaian hangat,” ujar Yuri dengan nada hangat.
Yuri juga mengungkapkan kegembiraannya melihat lagu “Into the New World” mendapatkan sambutan luar biasa dari para pendemo. “Saya sangat, sangat senang melihat Into the New World mendapat sambutan dari kalian semua. Saya juga mendengarkannya setiap hari,” lanjutnya.
“Into the New World”: Lagu Debut dengan Makna Mendalam
“Into the New World”, yang dirilis pada Agustus 2007, adalah lagu debut Girls’ Generation sekaligus bagian dari album self-titled mereka di bawah naungan SM Entertainment. Lagu ini memiliki makna mendalam tentang harapan dan perubahan, yang menjadikannya simbol kuat untuk aksi-aksi sosial di Korea Selatan.
Sejak dirilis, lagu ini tidak hanya menjadi ikon debut Girls’ Generation, tetapi juga sering digunakan dalam berbagai momen penting yang melibatkan seruan untuk kebebasan dan perubahan, memperkuat relevansinya hingga saat ini.
Dukungan dari Dunia Musik untuk Demonstrasi Pemakzulan
Sebelum Yuri Girls’ Generation menyampaikan dukungannya kepada para pendemo melalui pesan di media sosial, penyanyi legendaris Lee Seung-hwan juga menjadi sorotan terkait partisipasinya dalam demonstrasi yang mendukung pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.
Lee Seung-hwan, yang dikenal sebagai “King of Live Performances”, telah mengonfirmasi bahwa ia akan tampil di tengah demonstrasi tersebut. Dalam unggahan terbarunya di media sosial, Lee menyampaikan rencananya untuk menghibur para demonstran yang berkumpul di dekat Majelis Nasional pada Jumat (13/12).
Menurut laporan Korea JoongAng Daily pada Rabu (11/12), kehadiran Lee di aksi ini menjadi bentuk dukungan simbolis dari dunia musik terhadap tuntutan masyarakat yang disuarakan melalui demonstrasi.
Dukungan dari Lee Seung-hwan dan Langkah Politik Partai Oposisi
Sebelum dukungan Yuri Girls’ Generation mencuri perhatian, penyanyi senior Lee Seung-hwan telah mengonfirmasi kehadirannya di tengah demonstrasi mendukung pemakzulan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol.
Dalam salah satu unggahannya di media sosial pada Selasa (10/12), Lee menyatakan rencananya untuk tampil bersama bandnya di dekat Majelis Nasional pada Jumat (13/12). Penampilan ini menjadi bentuk dukungannya terhadap seruan masyarakat untuk perubahan politik.
“Saya akan membagikan kisah mengenai Lee Seung-hwan dan bandnya saat demo menyerukan pemakzulan Yoon Suk Yeol,” tulis Lee dalam unggahannya. Ia juga membagikan daftar lagu-lagu hit yang akan dibawakan, termasuk Dunk Shot (1993), As Much as the Love Spread in the World (1991), dan God of Money (2019). Menariknya, Lee mengungkap bahwa ia akan menyesuaikan lirik lagunya dengan situasi politik terkini, memberikan pesan yang relevan dengan aspirasi para demonstran.
Pemakzulan Kedua Yoon Suk Yeol
Sementara itu, secara politik, Partai Demokratik (DP), yang menjadi oposisi di parlemen Korea Selatan, tengah menyiapkan langkah untuk mengajukan usulan pemakzulan kedua terhadap Presiden Yoon. Hal ini dipicu oleh kontroversi terkait drama darurat militer yang terjadi pekan lalu.
Menurut laporan dari The Korea Times, DP telah melaporkan usulan mosi pemakzulan ke Majelis Nasional pada Kamis (12/12). Pemungutan suara untuk mosi tersebut dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (14/12) pukul 17.00 waktu setempat.
Kang Yu Jung, juru bicara DP, menegaskan komitmen partai untuk menyelesaikan pemungutan suara sesuai jadwal. Langkah ini diharapkan dapat memberikan jalan keluar dari krisis politik yang terus memanas di Korea Selatan.
Baca juga artikel dari JenniferBlake.com