Waspada – Mulut adalah rumah bagi ratusan mikroorganisme yang berbeda, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Air liur atau saliva sebenarnya berperan penting sebagai pertahanan tubuh, karena mengandung antibodi dan enzim yang berfungsi untuk melawan infeksi dan mengurangi risiko penularan penyakit. Namun, di balik manfaatnya yang melindungi, air liur juga dapat menjadi media penularan beberapa penyakit menular.

Kondisi ini terjadi karena mikroorganisme yang hidup di dalam mulut dapat dengan mudah berpindah melalui kontak air liur, misalnya melalui ciuman, berbagi alat makan, atau paparan droplet yang terbawa saat batuk atau bersin. Oleh karena itu, memahami penyakit-penyakit yang bisa menyebar lewat air liur dapat membantu kita menghindari risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Penyakit Menular yang Menyebar Lewat Air Liur dan Berciuman

Berikut adalah beberapa infeksi yang dapat ditularkan melalui air liur dan berciuman. Penting untuk memahami risiko ini agar dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat dan menjaga kesehatan Anda serta orang-orang di sekitar Anda. Simak sampai habis, ya!

1. Penyakit Menular Lewat Air Liur

Penyakit menular dapat menyebar melalui beberapa jalur penularan, salah satunya adalah transmisi oral, yang mengacu pada penyebaran mikroba melalui air liur atau berbagi makanan dan minuman. Saat kamu secara tidak sengaja mengonsumsi sesuatu yang terkontaminasi mikroba, misalnya air liur saat berciuman, tindakan menelan menyebabkan lidah menyapu mikroba ke bagian belakang tenggorokan, memungkinkan mikroba tersebut untuk masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.

Beberapa infeksi yang menyebar melalui transmisi oral antara lain mononukleosis dan cytomegalovirus (CMV). Mononukleosis, sering disebut sebagai “penyakit ciuman”, disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV), sementara CMV adalah jenis virus herpes yang juga dapat menyebar melalui air liur.

Mikroba menular lainnya yang menyebar melalui air liur melakukannya dengan menempel pada permukaan bagian dalam pipi, mulut, lidah, atau gigi. Salah satu contohnya adalah bakteri Streptococcus, yang dapat menyebabkan berbagai infeksi, termasuk penyakit gusi dan radang tenggorokan. Infeksi radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri ini dapat sangat menular dan menyebar melalui kontak dengan air liur orang yang terinfeksi.

Permukaan saluran pernapasan (hidung, mulut, dan tenggorokan) saling berhubungan dan terdiri dari jaringan yang serupa, sehingga mikroba yang terdapat dalam air liur juga dapat ditemukan di bagian lain dari saluran pernapasan, termasuk hidung dan tenggorokan. Oleh karena itu, penyakit seperti pilek dan flu (serta infeksi pernapasan lainnya) juga dapat menyebar melalui air liur, terutama saat berbagi makanan, minuman, atau saat berciuman dengan orang yang terinfeksi.

2. Penyakit Menular dari Luka di Mulut

Beberapa infeksi yang menyebabkan ulserasi atau luka di mulut juga dapat menyebar melalui ciuman. Contohnya adalah cold sore (lepuhan kecil yang berkembang di bibir atau di sekitar mulut) dan penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD).

Cold sore disebabkan oleh virus herpes, umumnya virus herpes simpleks 1 (HSV-1). Meskipun terkait, HSV-1 berbeda dari virus herpes simpleks 2 (HSV-2), yang lebih umum dikaitkan dengan herpes kelamin. Tidak seperti infeksi yang menyebar melalui air liur, HSV-1 menyebar melalui cold sore yang terbuka di bibir atau sekitar mulut. Meski infeksi menular di semua tahap cold sore, risiko penularan paling tinggi saat luka terbuka dan ada cairan yang keluar.

Penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) yang disebabkan oleh coxsackievirus juga dapat menyebar melalui luka terbuka di mulut. HFMD adalah jenis enterovirus dan sering terjadi pada anak-anak, terutama di tempat penitipan anak atau prasekolah. Penyakit ini menyebar melalui udara setelah orang yang sakit batuk atau bersin, melalui kontak langsung seperti berciuman atau berbagi peralatan makan, atau bahkan menyentuh permukaan yang telah terkontaminasi.

Berbeda dengan cold sore dan lepuh akibat coxsackievirus, sariawan biasa tidak menular melalui air liur atau ciuman.

3. HIV dan Hepatitis B dalam Air Liur

Hepatitis B menular melalui kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah atau luka terbuka. Penularan hepatitis B bisa terjadi melalui berbagi sikat gigi, tetapi tidak melalui berbagi peralatan makan, berciuman, batuk, atau bersin.

Hepatitis C menular melalui paparan darah, umumnya melalui penggunaan jarum suntik bersama atau peralatan lain yang digunakan untuk menyuntikkan narkoba. Sedangkan hepatitis A memerlukan paparan feses dan tidak menyebar melalui air liur atau ciuman.

Secara umum, berciuman tidak dianggap sebagai faktor risiko penularan HIV, kecuali jika terdapat pendarahan atau luka terbuka di mulut.

4. Pertahanan Mikroba Alami

Meskipun air liur dapat menjadi media penularan penyakit, ia juga memiliki peran dalam pembersihan alami melalui aktivitas pembilasannya. Air liur mengandung antibodi dan protein antimikroba (seperti lisozim), yang berfungsi untuk melawan mikroba jahat dan menjaga kesehatan mulut.

Selain itu, flora mulut normal (bakteri baik) juga membantu mencegah pertumbuhan bakteri jahat. Dalam tubuh, termasuk di mulut, terdapat berbagai jenis virus dan bakteri yang secara alami hidup dan berperan dalam menjaga keseimbangan. Namun, seseorang lebih mungkin terkena infeksi mulut ketika resistansi alami di mulutnya menurun. Misalnya, infeksi gusi dapat terjadi pada orang yang kekurangan vitamin C, sementara kandidiasis oral (infeksi jamur kandida) lebih umum terjadi pada orang yang telah mengonsumsi antibiotik.

 

Baca juga artikel dari JenniferBlake.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan